Cara sukses menghidupkan remaja masjid

cara sukses menghidupkan remaja masjid

Barangkali ada yang berpikir bahwa ukuran sukses menghidupkan remaja masjid adalah dengan banyak diadakannya berbagai kegiatan masjid yang melibatkan remaja ? Bisa jadi begitu tergantung dengan persepsi apa yang dipakai. Jika awalnya ada sebuah masjid yang remaja masjidnya ada tapi seolah mati karena tidak ada kegiatan, ataupun kalau ada sifatnya hanya insidental seremonial semata. Maka dengan bermunculan secara intensif orang akan beranggapan bahwa remaja masjidnya mulai hidup.

Dan jika yang dipakai adalah tolak ukur ini, maka cukup dengan intensitas kegiatan yang mengatasnamakan remaja masjid sudah dianggap bahwa remaja masjidnya sudah hidup. Apakah cukup ? BELUM.

Keberhasilan dalam semakin mengintensifkan berbagai kegiatan remaja Masjid patut untuk ditingkatkan pada level pemikiran Ideologis. Agar Remaja Masjid tidak sekedar menjadi terlatih menjadi semacam badan Event Organizer ( EO ) semata. Namun juga cakap untuk level inisiator PERGERAKAN Ideologis. Hanya saja memang kita jumpai lebih banyak Remaja Masjid yang vakum dari kegiatan. Lantas harus bagaimana ?

Pertama perlu bagi kita untuk merevitalisasi urgensitas pergerakan Dakwah dikalangan Remaja secara umum, sebelum nanti lebih spesifik masuk ke segment spesialisasi Remaja Masjid. Remaja merupakan bagian dari masyarakat, yang mereka diikat dengan interaksi masyarakat, berupa ikatan pemikiran, perasaan, dan peraturan. Karena menjadi bagian dari Masyarakat maka Remaja pun akhirnya akan ikut dalam naik turunnya dinamika masyarakat.

Negera-negera Muslim, termasuk Indonesia saat ini menghadapi persoalan sistemik, yakni diterapkannya sistem Kapitalisme-Sekularisme. Dengan Sistem ini alam berpikir masyarakat ( termasuk remajanya ) berada dalam kungkungan Sekularisme. Problem sistemik ini melahirkan beragai problem turunan berupa ekonomi yang liberal, politik yang oportunustik, dan kehidupan yang hedonis. Khusus remajanya mengalami krisis identiras, sehingga menghiasi ruang baca kita soal pergaulan bebas, narkoba, geng motor, tawuran dan sederet kriminalitas lainnya yang dilakukan oleh kalangan remaja.

Pada tataran aksi remaja harus mengambil peranannya dalam proses perubahan. Dengan menjadi bagian dari Subjek perubahan ini dengan bimbingan para Ulama, guru, dan segenap Ustad-Ustadzahnya. Termasuk dalam hal ini Organisasi Remaja Masjid harus memainkan peranannya. Dengan kemampuan memetakan persoalan keumatan secara umum ini, Remaja Masjid bisa mulai merumuskan platform, dan strategi pergerakannya. Dalam hal ini platform strategi pergerakan ini adalah dengan mensuri tauladani Baginda Nabi Muhammad SAW.