Gen Z punya angka persentase pengguna internet terbanyak, namun mayoritas dari mereka tidak menggunakan Facebook. Riset oleh Pew Research Center menunjukkan bahwa hanya 32 persen remaja berusia 13-17 yang masih menggunakan Facebook, turun drastis dari tahun 2014-2015 di mana kala itu 71 persen remaja menggunakan Facebook.
Meski pun platform Meta tersebut semakin lesu, media sosial Meta lain seperti Instagram dan Snapchat masih menemukan dominasi, yang tentunya berada dalam bayangan raksasa TikTok dan YouTube.
YouTube masih mendominasi penggunaan media sosial oleh remaja, dengan data Pew Research menunjuk angka 895 persen, diikuti Instagram 62 persen, dan SnapChat 59 persen. Pada tahun 2015, riset oleh Pew Research menunjukkan hanya 52 persen yang menggunakan Instagram dan 41 persen yang menggunakan SnapChat.
Facebook memang menunjukkan penurunan jumlah pengguna dalam beberapa tahun terakhir. Riset oleh eMarketer yang dipublikasikan Februari 2018 lalu menunjukkan penggunaan Facebook oleh remaja Amerika berusia 12-17 tahun turun 9,9 persen dari 2017, tiga kali lipat lebih besar dari yang mereka prediksi. eMarketer juga memprediksi setidaknya Facebook akan kehilangan 2.1 juta pengguna remaja AS tahun ini, seperti dilansir dari The Guardian.
“Ini adalah sesuatu yang telah kami amati secara anekdot sejak lama,” kata analis eMarketer Paul Verna. Ia memberi contoh anaknya yang berusia 14 dan 17 tahun sebagai representasi kasus.
“Ketika berusia 17 tahun berusia 13 tahun, mendapatkan akun Facebook adalah proses peralihan. Tidak lama setelah dia mendapatkan akun itu, dia menyadari bahwa dia tidak banyak menggunakannya. Ketika (anakku) yang lebih muda berusia 13 tahun, dia bahkan tidak mencoba meminta akun Facebook. Instagram cukup baginya dan masih (hingga sekarang).”
Dalam pandangan Verna, perubahan demografis ini adalah “ancaman eksistensial yang lebih besar” bagi Facebook daripada masalah privasi.
Jules Terpak, kreator TikTok remaja yang sering membahas kultur digital mengatakan kepada TechCrunch bahwa remaja tidak lagi menemukan nilai yang menarik di Facebook. Terpak berpikir bahwa Facebook, yang sering diasosiasikan remaja dengan orang tua mereka, tidak banyak menawarkan Gen Z.
Baca Juga: Cara Mempercepat Koneksi Internet HP, Laptop, Atau PC Dengan Mudah Tanpa Aplikasi
“Sekarang ada lebih dari lima platform media sosial yang diposisikan dengan kuat untuk scroll nonstop, dan tidak berkelanjutan bagi pikiran kita untuk mengelompokkan atau memprioritaskan hubungan kita dengan mereka semua,” kata Terpak.
“Demi waktu dan kewarasan, orang harus menghilangkan platform yang mulai kekurangan insentif nilai tambah.”
Ia menambahkan “budaya yang ditanamkan oleh rata-rata pengguna Facebook sangat terputus dari apa yang menarik Gen Z ke platform saat ini, alih-alih memancarkan energi email spam.”
Data dari Facebook yang bocor di tahun 2021 mengungkap penurunan pengguna remaja sebesar 19 persen dibanding tahun 2019, dan diproyeksikan akan turun lagi sampai 45 persen sampai dua tahun ke depan.
“Sebagian besar anak muda menganggap Facebook sebagai tempat bagi orang-orang berusia 40-an dan 50-an,” kata dokumen internal Facebook 2021 yang diperoleh The Verge. “Orang dewasa muda menganggap konten sebagai hal yang membosankan, menyesatkan, dan negatif.”
Sumber: kumpara.com